Kemegahan Masjid Giok di Bumi Rameune

Daerah85 Dilihat

*Masuk Nominasi API Award 2025 Kategori Deatinasi Wisata Unik

aksarakata.id, Suka Makmue – Masjid Agung Baitul A’la atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Giok. Terletak di Kompleks Perkantoran Suka Makmur, Nagan Raya, Aceh masjid ini diresmikan pada 16 September 2022 dan dikenal karena konstruksinya yang unik, yaitu terbuat dari batu giok. Masjid ini memiliki desain khas Timur Tengah dengan interior dan ukiran ornamen yang memukau. Pengunjung akan merasa nyaman dengan perpaduan warna keramik yang menarik seperti biru tua, biru muda, cokelat, hijau, dan kehitaman.

Keindahan masjid ini, terletak pada infrastruktur lantai, tiang, dan dindingnya yang menggunakan/dilapisi batu giok yang tergolong ke dalam kelompok batu permata atau batu mulia dari jenis jadeit, nephrit dan serpentin atau black jade (giok hitam), termasuk untuk pembuatan batu prasasti.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Nagan Raya, Fariky, S.E., M.Si, A.k., mengatakan, pembangunan masjid giok saat ini baru 30 persen. Targetnya selama kepemimpinan Bupati Nagan Raya TR.Keumangan, S.H, MH, pemerintah Nagan Raya akan terus menggenjot pembangunan masjid giok ini sampai 100 persen.
“Bupati menargetkan pembangunan masjid giok ini empat tahun mendatang mencapai 100 persen. Skemanya pembangunan tersebut menggunakan 80 persen dana CSR dari perusahaan yang ada di Nagan Raya,” katanya saat dijumpai posaceh.com, di Nagan Raya, Kamis (7/8/2025).

Interior masjid Baitul A’la yang dilapisi giok berwarna hijau kehitaman, Kamis (7/8/2025).FOTO/ALFARIZI

Ia mengatakan, saat ini masjid giok ini sudah masuk nominasi destinasi wisata unik di ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) award tahun 2025.
“Saat ini kita berada diperingkat dua kategori destinasi wisata unik, kami mohon bantuan masyarakat Aceh untuk memvoting masjid giok ini agar dapat tembus peringkat pertama,” pintanya.

Fariky menuturkan, masjid giok ini selain bahan dasarnya dari giok yang ada di Nagan Raya, produksi marmer yang digunakan sebagai lapisan masjid diproduksi oleh pengerajin lokal asal Nagan Raya.
“Tidak hanya bahan dasarnya dari sini, tapi produksi giok untuk masjid juga diproduksi oleh masyarakat Nagan Raya sendiri. Saat ini pengerajin giok di Nagan Raya sudah dapat memproduksi, souvenir bahkan meja terbuat dari giok,” pungkasnya.

Batu giok yang didominasi warna hijau itu yang ada dalam masjid itu memiliki kadar yang tinggi dengan skala kekerasan mencapai 7 Mohs. Selain beberapa jenis tersebut, di Nagan Raya juga ditemukan batu giok idocrase atau sering disebut dengan giok solar yang beberapa tahun lalu meraih peringkat pertama dalam Lomba Batu Mulia Indonesia (Indonesian Gemstone) di Jakarta.
“Sejak masjid ini berdiri, sangat banyak wisatawan hadir ke sini untuk melihat langsung dan juga beribadah,” kata Fariky

Menurutnya, masjid berukuran 75 meter x 47,5 meter itu dibangun di atas lahan seluas tiga hektar dan terdiri dari dua lantai untuk salat, satu lantai basement untuk tempat wudhu’ dan parkir.
“Kapasitas Masjid Giok ini kalau tidak salah bisa menampung 5.600 orang jamaah. Kalau kita sudah masuk ke dalam masjid, rasanya kita ingin terus berlama-lama karena suasananya sangat sejuk dan damai,” ujar Kadisparpora Nagan Raya.

Ia berharap wisatawan yang datang ke masjid giok ini menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan masjid. Sehingga masjid kebanggaan masyarakat Nagan Raya itu akan terus menarik minat wisatawan untuk berkunjung menyaksikan keindahan masjid dan menjadi saksi kekayaan alam Nagan Raya. (**)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *